Kampungku Masih ada Sepakbola

Tiap sore dari pukul 16.00 s.d 17.30 WIB, kegiatan kita bersama mereka karena disini di kampungku masih ada sepakbola.

Tanah lapang yang dulu luas seukuran normal lapangan sepakbola kini berubah seiring waktu dan kami tak memungkiri akan hal ini. Sekarang, ukuran yang berkurang tak mengurangi keseruan selepas mengaji, sekolah, dan bahkan bekerja.

Mengikis gawai atau gadget yang tiap anak punya meski hanya sekejap saja agar tak terlalu di bawa dan mengalihkannya ke kegiatan yang positif seperti sepakbola. Bagi kami yang sudah tua sembari berpikir dalam hati, siapa yang tak mendukung itu? Yaa... Kampungku Masih ada Sepakbola.

Kepuasan tersendiri ketika melihat aksi-aksi mereka dilapangan, keringat, lelah, berlari ke sana ke sini, saling gontok, adu mulut, nyeker tanpa alas, gawang kayu menambah keseruan saat bermain.

Melihat hal itu, maka rasa kebersamaan untuk patungan muncul yang rencana dananya akan kami peruntukkan mengubah gawang dengan besi pipa air menjadi permanen sesuai dengan ukuran futsal.

Waktu itu
Bagi yang sudah berumuran kepala 3, kenangan itu terasa tersimpan rapi di benak hati kami-kami yang menginjak generasi 30 tahun, karena dulu kami juga sama bermain dengan mereka-mereka para orang tua yang sekarang berusia 50 dan bahkan 60 tahun.

Seperti yang telah lalu seiring waktu, masa yang terlewati kini menjadi ucap mulut ke mulut dari generasi ke generasi selanjutnya sehingga menjadi arti makna cerita akan sebuah kenangan. Waktu itu? Dulu? Sepakbola bersama? Cerita?

Hingga kini! Masa yang pernah ada itu kami tularkan ke generasi yang masih berusia belasan tahun, sebagai penerus yang harus ada di tengah-tengah kita. Pelajaran, pengalaman, ilmu, kebersamaan, sportivitas, cara, dan bagaimana yang kami terima oleh generasi 50 atau 60 tetap kami teruskan.

Kampungku Masih ada Sepakbola
Picture By Admin

Saat ini
Melihat kampungku, banyaknya generasi penerus yang ada saat (2019) ini adalah laki-laki, jika di cek mulai dari selatan desa hingga utara desa jalan raya, dari mulai Fajar hingga Kharis sudah puluhan mungkin dari angan-angan yang kami kalkulasikan? Meski usia anak-anak mereka di tahun ini ada yang kurang dari satu tahun.

Harapan kami yang masih ada di kampung, sebuah kegiatan yang ada meski hanya sekedar sepakbola sebagai titik temu antara yang muda dan tua di lapangan dan sebagai bentuk sosialisasi dan pendewasaan mental.(*)

Posting Komentar

0 Komentar